Kata salaam dalam Bahasa Arab mempunyai arti keselamatan, kesejahteraan atau kedamaian. Kata salampun juga merupakan salah astu asma Allah yang terdapat dalam 99 asma’ul Husna. Disamping itu juga salam (assalamu’alikum warohmatulloh) juga merupakan salah satu rukun dalam sholat. Sebegitu pentingnya salam hingga Rasululloh SAW pun menganjurkan untuk menyebarluaskan salam bila bertemu dengan sesama muslim dan mewajibkan menjawab salam bila menerima ucapan salam.
Berikut ini hal-hal yang sering kita lupakan entah itu disengaja atau karena itu memang sudah menjadi budaya kita berkaitan tentang salam :
Sering kali kita bila pergi kerumah seseorang apalagi rumah itu seorang kyai, ulama atau orang terpandang lainnya selalu kita mengucapkan salam, tetapi sering kali bila kita pulang kerumah, kita selalu lupa untuk mengucapkan salam. Padahal salam itu adalah doa yaitu doa keselamatan, kerahmatan dan keberkahan. Seharusnya kalau kita pikir tentunya keluarga kita yang lebih utama untuk kita do’akan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : “Jika engkau hendak masuk ke rumahmu, hendaklah engkau salam, niscaya berkah akan turun kepadamu dan keluargamu.” (HR Turmudzi)
Sering kali bila kita pulang kerumah dan rumah dalam keadaan kosong, kita lupa mengucapkan salam yang telah di ajarkan oleh Rasululloh yaitu : Assalamu’alainaa ‘ibaadillahish shaalihin. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW : “Dan jika tidak ada seorangpun di dalamnya, maka ucapkan, Assalamu’alainaa ‘ibaadillahish shaalihin.” (HR Muslim)
Sering kali bila kita bertamu ke rumah orang lain, selalu kita mengucapkan salam meskipun pintu rumahnya masih tertutup dan belum terlihat orangnya. Padahal seharusnya adab kita adalah kulonuwun/permisi, mengetuk pintu, atau memencet bel dulu, baru setelah Tuan rumah keluar di hadapan kita, maka kita mengucapkan salam kepadanya. sebagaimana firman Allah SWT : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat" (An Nuur [24]: 27). Dan Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : “Jika seseorang di antara kalian bertemu dengan saudaranya, hendaklah dia memberinya salam, dan jika terpisah antara keduanya oleh pohon, tembok ataupun batu besar lalu bertemu kembali, hendaklah kalian mengucapkan salam lagi kepadanya.” (HR Abu Dawud).
Sering kali bila kita mendapat salam dari orang lain kita cuma menjawab salam tersebut dengan : “Wa ’alaikum salam”, padahal jawaban tersebut kurang sempurna dan setara, harusnya jawaban kita adalah : “Wa ‘alaikumus salaam”. Perhatikan perbedaan keduanya. Pada kata yang pertama (salaam) berarti keselamatan, sedangkan pada kata kedua (as salaam) mengandung makna seluruh keselamatan. Tentu saja tidak setara antara keselamatan dan seluruh keselamatan. Jawaban "Wa'alaikum salaam ..." mempunyai makna keselamatan atas kalian; sedangkan jawaban "wa ‘alaikumus salaam ..." mempunyai makna seluruh keselamatan atas kalian. Tentu saja jawaban "Wa'alaikum salaam (keselamatan atas kalian)..." tidak setara apabila pemberi salam megucapkan: "Assalaamu ‘alaikum (Seluruh keselamatan atas kalian) ...!. syukur-syukur kalau kita menjawab lebih lengkap yaitu : "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh" Sebagaimana firman Allah SWT : "Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu" (An Nisaa' [4]: 86).
Sering kali kita terlalu “kengệthệken (jawa)” bila kita menerima telepon kita selalu mendahului untuk mengucapkan salam, meskipun itu tidak dilarang atau malah dianjurkan asalkan kita mengatahui pasti dan yakin bahwa itu benar-benar seorang muslim, tetapi alangkah baiknya bila kita menunggu saja, apalagi kalau telepon itu adalah model telepon rumah yang tidak ada ID callernya. Hal ini dikhawatirkan bahwa yang menelepon tersebut adalah non muslim. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW : “Janganlah mendahului Yahudi dan Nasrani dengan ucapan salam, jika engkau menemui salah seorang daripada mereka di jalan, desaklah hingga mereka menepi dari jalan”. (HR. Muslim) dan bersabda pula Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Jika ahli kitab memberi salam kepadamu maka jawablah dengan wa’alaikum” (mutafaq alaihi).
Sering kali bila kita mengirim sms, kata salam selalu kita singkat dengan kata “ass” padahal kata ass dalam bahasa inggris berarti : Pantat. Sungguh sesuatu yang sangat tidak etis dan tidak mempunyai adab apabila kata salam yang begitu agung, yang merupakan nama Allah mempunyai arti lain yang lebih hina. Naudzu billahi mindzalik.
Sering kali kita mendengar entah itu presenter ditelevisi, entah itu seorang MC, dalam mengawali acara selalu salah dalam mengucap salam, seperti : Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuuuuh. Dengan kata ka yang pendek dan kata tuh yang panjang, padahal seharusnya adalah kata ka adalah panjang sepanjang Mad Thobi’i, dan kata tuh adalah pendek karena bukan mad.
Sering kali kita mendengar atau mungkin kita sendiri yang melakukan pada waktu akhir sholat salam kita yang kita ucapkan adalah : Salamu’alaikum warohmatulloh. Padahal seharusnya ada huruf alif Lam, yang disebut bacaan idhom syamsyiah karena bertemu dengan sin sehingga menjadi : Assalamu’alaikum warohmatulloh. Padahal kita tahu bahwa salam dalam sholat adalah merupakan rukun yang harus dilakukan, bila tidak maka tidak sah sholatnya.
“Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, wa ilaika ya’uudus salaam, fachaiyina robbanaa bis salaam, wa adkhilnal jannata daaros salaam, tabaarokta robbanaa wata’aalaita yaa dzal Jalaali wal ikroom”
Berikut ini hal-hal yang sering kita lupakan entah itu disengaja atau karena itu memang sudah menjadi budaya kita berkaitan tentang salam :
Sering kali kita bila pergi kerumah seseorang apalagi rumah itu seorang kyai, ulama atau orang terpandang lainnya selalu kita mengucapkan salam, tetapi sering kali bila kita pulang kerumah, kita selalu lupa untuk mengucapkan salam. Padahal salam itu adalah doa yaitu doa keselamatan, kerahmatan dan keberkahan. Seharusnya kalau kita pikir tentunya keluarga kita yang lebih utama untuk kita do’akan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : “Jika engkau hendak masuk ke rumahmu, hendaklah engkau salam, niscaya berkah akan turun kepadamu dan keluargamu.” (HR Turmudzi)
Sering kali bila kita pulang kerumah dan rumah dalam keadaan kosong, kita lupa mengucapkan salam yang telah di ajarkan oleh Rasululloh yaitu : Assalamu’alainaa ‘ibaadillahish shaalihin. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW : “Dan jika tidak ada seorangpun di dalamnya, maka ucapkan, Assalamu’alainaa ‘ibaadillahish shaalihin.” (HR Muslim)
Sering kali bila kita bertamu ke rumah orang lain, selalu kita mengucapkan salam meskipun pintu rumahnya masih tertutup dan belum terlihat orangnya. Padahal seharusnya adab kita adalah kulonuwun/permisi, mengetuk pintu, atau memencet bel dulu, baru setelah Tuan rumah keluar di hadapan kita, maka kita mengucapkan salam kepadanya. sebagaimana firman Allah SWT : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat" (An Nuur [24]: 27). Dan Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : “Jika seseorang di antara kalian bertemu dengan saudaranya, hendaklah dia memberinya salam, dan jika terpisah antara keduanya oleh pohon, tembok ataupun batu besar lalu bertemu kembali, hendaklah kalian mengucapkan salam lagi kepadanya.” (HR Abu Dawud).
Sering kali bila kita mendapat salam dari orang lain kita cuma menjawab salam tersebut dengan : “Wa ’alaikum salam”, padahal jawaban tersebut kurang sempurna dan setara, harusnya jawaban kita adalah : “Wa ‘alaikumus salaam”. Perhatikan perbedaan keduanya. Pada kata yang pertama (salaam) berarti keselamatan, sedangkan pada kata kedua (as salaam) mengandung makna seluruh keselamatan. Tentu saja tidak setara antara keselamatan dan seluruh keselamatan. Jawaban "Wa'alaikum salaam ..." mempunyai makna keselamatan atas kalian; sedangkan jawaban "wa ‘alaikumus salaam ..." mempunyai makna seluruh keselamatan atas kalian. Tentu saja jawaban "Wa'alaikum salaam (keselamatan atas kalian)..." tidak setara apabila pemberi salam megucapkan: "Assalaamu ‘alaikum (Seluruh keselamatan atas kalian) ...!. syukur-syukur kalau kita menjawab lebih lengkap yaitu : "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh" Sebagaimana firman Allah SWT : "Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu" (An Nisaa' [4]: 86).
Sering kali kita terlalu “kengệthệken (jawa)” bila kita menerima telepon kita selalu mendahului untuk mengucapkan salam, meskipun itu tidak dilarang atau malah dianjurkan asalkan kita mengatahui pasti dan yakin bahwa itu benar-benar seorang muslim, tetapi alangkah baiknya bila kita menunggu saja, apalagi kalau telepon itu adalah model telepon rumah yang tidak ada ID callernya. Hal ini dikhawatirkan bahwa yang menelepon tersebut adalah non muslim. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW : “Janganlah mendahului Yahudi dan Nasrani dengan ucapan salam, jika engkau menemui salah seorang daripada mereka di jalan, desaklah hingga mereka menepi dari jalan”. (HR. Muslim) dan bersabda pula Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Jika ahli kitab memberi salam kepadamu maka jawablah dengan wa’alaikum” (mutafaq alaihi).
Sering kali bila kita mengirim sms, kata salam selalu kita singkat dengan kata “ass” padahal kata ass dalam bahasa inggris berarti : Pantat. Sungguh sesuatu yang sangat tidak etis dan tidak mempunyai adab apabila kata salam yang begitu agung, yang merupakan nama Allah mempunyai arti lain yang lebih hina. Naudzu billahi mindzalik.
Sering kali kita mendengar entah itu presenter ditelevisi, entah itu seorang MC, dalam mengawali acara selalu salah dalam mengucap salam, seperti : Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuuuuh. Dengan kata ka yang pendek dan kata tuh yang panjang, padahal seharusnya adalah kata ka adalah panjang sepanjang Mad Thobi’i, dan kata tuh adalah pendek karena bukan mad.
Sering kali kita mendengar atau mungkin kita sendiri yang melakukan pada waktu akhir sholat salam kita yang kita ucapkan adalah : Salamu’alaikum warohmatulloh. Padahal seharusnya ada huruf alif Lam, yang disebut bacaan idhom syamsyiah karena bertemu dengan sin sehingga menjadi : Assalamu’alaikum warohmatulloh. Padahal kita tahu bahwa salam dalam sholat adalah merupakan rukun yang harus dilakukan, bila tidak maka tidak sah sholatnya.
“Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, wa ilaika ya’uudus salaam, fachaiyina robbanaa bis salaam, wa adkhilnal jannata daaros salaam, tabaarokta robbanaa wata’aalaita yaa dzal Jalaali wal ikroom”
0 komentar:
Posting Komentar